Misteri Kursi Nomor 13 di Penerbangan Batavia Air
Misteri Kursi Nomor 13 di Penerbangan Batavia Air
Untuk kamu yang suka berwisata memakai pesawat, tidak terdapat salahnya buat senantiasa membenarkan kalau no sofa kala check- in telah benar.
Mengerti kah kamu kalau dapat saja terdapat kesalahan ketik boarding pass di check- in counter.
Paling tidak buat pesawat yang berkeliaran di indonesia berasal dari keluarga 737 series, A320 series, MD80/ 90/ 92, serta sebentar lagi hendak terdapat pendatang baru CRJ1000 keluaran bombardier.
Buat pesawat Boeing 737series, kelas ekonominya memakai formasi 3- 3, maksudnya satu baris terdapat 6 seat serta di tengah terdapat gang( aisle). Instan nomornya jadi misal 1A 1B 1C1D 1E 1F.
Sebaliknya buat tipe MD80/ 90/ 92 serta CRJ 1000 lapisan seatnya 2- 3. 2 sofa di sisi kiri, setelah itu aisle, serta 3 sofa di sisi kanan. Sehingga penomorannya jadi 1A 1B 1C 1D 1E.
HARAP DIINGAT, sebab pesawat terbang notabene buatan negeri barat yang yakin takhayul, hingga 99, 99% dari segala populasi pesawat di dunia tidak terdapat yang mencantumkan no 13. Maksudnya, sehabis check- in, perhatikan apakah no seat kamu 13A/ B/ C/ D/ E/ F.
Bisa jadi kamu terheran- heran dengan panduan ini, bukan? Tetapi perihal ini nyata terjalin serta diberitakan di setiap hari nasional. Berikut liputan lengkapnya:
Mengerti kah Kamu, konon tidak terdapat sofa penumpang di pesawat terbang yang bernomor 13 di dunia ini?
Walaupun banyak yang tidak yakin, tetapi tahyul di jagad raya ini mempercayai angka 13, berhubungan dengan peristiwa sial ataupun seram.
Tetapi di Indonesia, pesawat Batavia Air dengan no penerbangan YG– 561 dari Jakarta tujuan Pekanbaru, hari Pekan( 25/ 9/ 2011) petang, membagikan tiket penumpang bernomor 13A serta 13B kepada Nyonya Mardiana serta suaminya.
Mulanya, Mardiana merasa heran, karena sehabis puluhan kali naik pesawat, baru kali ini ia menemukan sofa bernomor 13. Tetapi ia mendiamkan saja.
Keanehan mulai terjalin dikala Mardiana serta suaminya naik ke pesawat. Nyatanya sofa bernomor 13 memanglah tidak terdapat.
Sehabis sofa no 12, yang terdapat di deretan berikutnya merupakan sofa bernomor 14. Kala di informasikan Mengenai no tiket itu kepada pramugari yang bernama Ira Maei, ia langsung terheran- heran.
“ Tidak terdapat no 13 di pesawat ini, terdapat kesalahan, tetapi bunda serta ayah bisa duduk di sofa no 14A serta 14B ini saja dulu,” kata Ira menenangkan.
Tidak lama setelah itu, timbul seseorang laki- laki besar besar yang mengatakan ia mempunyai tiket bernomor 14 A serta seseorang penumpang lain yang belum lama dikenal bernama Rizal, pegawai Kantor Bea serta Cukai Riau yang memegang tiket bernomor 14B.
Permasalahan mulai timbul, serta pramugari Hindri Astutik serta Juni Cahyati mulai nampak kasak kusuk memanggil petugas darat buat menolong menuntaskan perkara. Sehabis sebagian lama, segala penumpang sudah naik ke pesawat.
Nyatanya, terdapat tersisa 2 sofa yang belum diduduki penumpang. Kesimpulannya pramugari memusatkan Rizal buat duduk di sofa bernomor 2B serta laki- laki bertubuh besar besar di sofa 11E yang kosong. Pesawat berkapasitas 168 orang itu penuh total. Tidak terdapat lagi sofa tersisa.
Tetapi akibat insiden sofa bernomor 13A serta 13B, agenda pesawat yang semestinya tebang jam 16. 50, pintu pesawat baru bisa ditutup pada jam 17. 10 serta terbang jam 17. 30.
Tidak terdapat peristiwa apapun selama ekspedisi dari Jakarta ke Pekanbaru, cuaca lumayan bagus.
Cuma saja sesaat saat sebelum mendarat, badan pesawat bergoyang, oleng ke kiri serta ke kanan, tidak normal, sehingga membuat penumpang lumayan takut.
Untungnya, Kapten Pilot Hendra Sutrisno sanggup mendaratkan pesawat dengan baik. Kala mendarat, apalagi terdapat penumpang yang bertepuk tangan.
Saat sebelum turun dari pesawat, Mardiana serta suaminya masih penasaran, kenapa mereka diberi no sofa 13 A serta 13B.
Pramugari Juni Cahyati berkata, permasalahan itu diakibatkan petugas darat Batavia, bisa jadi tidak mengecek kalau pesawat Batavia yang satu ini, tidak mempunyai sofa bernomor 13.
“ Memangnya terdapat pesawat yang bernomor sofa 13?” tanya suami Ny Mardiana. Juni mengatakan, terdapat satu pesawat Batavia di Indonesia, yang mempunyai no sofa 13.
Jika statment Juni diasumsikan benar, kenapa cuma Ny Mardiana serta suaminya yang menemukan no sofa 13?
Bukankah jika penumpang penuh, semestinya, terdapat 4 penumpang lain yang memegang tiket bernomor 13C, 13D, 13E serta 13F? Belum terdapat jawaban teka- teki sofa bernomor 13A serta 13B itu, kecuali pihak Batavia ingin jujur membukanya kepada publik.
Ataupun, jangan- jangan petugas darat Batavia Air memanglah tidak handal. Contoh ketidakprofesional yang lain, saat sebelum masuk ke pesawat, penumpang Batavia yang terletak di ruang tunggu C7 tujuan Pekanbaru wajib masuk ke pesawat melewati pintu C5, sedangkan pada dikala bertepatan, penumpang yang terletak di ruang tunggu C5 tujuan Batam dipindahkan ke jalan C7.
Koridor lapangan terbang kesimpulannya kacau penuh sesak, penumpang dari 2 arah bertentangan bersinggungan sebab hendak bergegas naik ke pesawat.
sumber: www.kompas.com
Komentar